Rabu, 29 Mei 2013

Aplikasi Ini Ditakuti Polisi dan Badan Intelijen
Padahal, harganya cuma Rp30 ribu. Mengapa?

Polisi dan agen anti-teroris sangat khawatir dengan munculnya "musuh" baru. Bukan teroris, melainkan sebuah aplikasi bernama Seecrypt.

Aplikasi itu menerapkan kode rahasia pada jalur telekomunikasi. Sehingga polisi, agen keamanan maupun badan intelijen sangat kesulitan untuk melacak nomor yang digunakan oleh penelepon.

Tak hanya itu, menganalisa kapan dan dengan siapa saja nomor itu pernah berhubungan, apa saja isi percakapannya, mustahil untuk ditembus karena semua data dienkripsi.

Menariknya, dilansir Daily Mail, 21 Mei 2013, biaya untuk mendapatkan aplikasi itu tergolong murah, dua euro saja, atau setara Rp30 ribu, per bulan.

Entah penciptanya sadar atau tidak, kehadiran aplikasi Seecrypt benar-benar membuat polisi uring-uringan, seperti seorang pejabat senior Inggris. Pejabat itu takut aplikasi ini berada di tangan orang jahat.

Kekhawatiran itu bukan tanpa alasan. Ia menyebutkan, teroris menggunakan e-mail terenkripsi selama bertahun-tahun, dan terbukti kadang-kadang mustahil untuk dibuka.

"Kami terus berlomba dengan mereka, dan saya kira ini adalah masalah baru yang kami harus berurusan dengan mereka," kata pejabat itu.

Bersertifikat Intelijen

Selain rahasia, ternyata Seecrypt juga sangat mudah digunakan. Pengguna diberi kode khusus, nomor rahasia yang diawali dengan kode +281. Selanjutnya, pengguna bisa memanggil atau menulis SMS ke orang lain dengan akun Seecrypt.

Aplikasi ini menggunakan Internet untuk membuat panggilan, baik dengan Wi-Fi atau sinyal ponsel. Asyiknya lagi, panggilan jarak jauh tidak dipungut biaya alias gratis.

Fungsi Seecrypt menghasilkan satu kali sandi rahasia yang terdiri dari dua lapisan dari 2048 digit, tiap kali pengguna menghubungi satu sama lain.

Sumber yang dikutip menyebutkan aplikasi itu telah bersertifikasi GCHQ, komunikasi agen intelijen Inggris, yang secara luas digunakan oleh militer di Afghanistan dan badan intelijen lainnya.

Aplikasi rahasia ini dikembangkan oleh Porton Group, perusahaan investasi dana berbasis di Dubai. Perusahaan itu bersedia kerja sama dengan lembaga penegak hukum agar tidak jatuh pada tangan orang jahat.

Namun, mengingat aplikasi dijalankan dari Pulau Cayman, wilayah luar negeri Britania Raya, di Laut Karibia bagian barat, intelijen maupun agen keamanan tidak dapat mengakses data apapun.

Disebutkan salah satu penasehat Seecrypt, yaitu Sir Joseph French, adalah mantan Kepala staf Intelejen Pertahanan. French mengatakan, aplikasi itu memenuhi standar enkripsi untuk komunikasi resmi yang diklasifikasikan rahasia. Ia juga menyebut, aplikasi itu berada pada keamanan tingkat tinggi.

Aplikasi ini diharapkan mencapai satu juta pelanggan untuk tiga bulan pertama. Bahkan, bisa mencapai 25 juta pelanggan.


Lindungi Privasi

Untuk menunjukkan kemampuan aplikasi ini, CEO Porton, Harvey Boulter, seolah menantang pihak keamanan.

"Jika Anda penegak hukum, Anda mungkin memiliki masalah. Bagi mereka, aplikasi ini tidak akan sepenuhnya membantu," ujar Boulter.

Ia melanjutkan, privasi masyarakat banyak diserang selama dekade lalu. "Dan, inilah waktunya Anda mendapatkan privasi Anda kembali," ujarnya.

Senada dengan Boulter, Mantan CTO dari badan keamanan Presiden AS, US Secret Service, Tony Chapa, turut berjasa dalam pengembangan aplikasi ini.

"Ponsel adalah jendela yang terbuka pada privasi Anda. Tentu saja, Seecrypt dapat dimanfaatkan oleh penjahat, tapi kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk menghentikannya disalahgunakan," ujar Tony.

Seecrypt tersedia di Android, iOS



Monggo
downloads:
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.seecrypt.android&feature=search_result#?t=W251bGwsMSwyLDEsImNvbS5zZWVjcnlwdC5hbmRyb2lkIl0.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar